Fri. Mar 29th, 2024
Jangan Ragu Tes HIV AIDS

Merasa takut saat dianjurkan melakukan tes HIV adalah hal yang lumrah. Orang akan mengasumsikan hal buruk saat mendengar tes ini lantaran kurang siap untuk menghadapi hasilnya. Yang perlu diingat bahwa sebenarnya tes ini sama saja dengan tes kesehatan lainnya, untuk mengenali kondisi kesehatan. Semakin cepat mengetahui hasilnya, semakin besar pula peluang untuk penanganan yang diperlukan.

VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui status HIV seseorang dan dilakukan sukarela hasil dari tes ini berguna untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak. Dengan tahapan sederhana yang terbagi dalam 3 tahapan ini sebenarnya sangat sederhana, antara lain

1. Pra-Tes (Awal)
Saat pra-tes ini, orang akan diberi konseling dahulu untuk memberi pemahaman mendasar tentang HIV maupun AIDS, manfaat dan kerugian diagnosa infeksi, dan seperti apa seharusnya seseorang menanggapi hasil tes positif. Selanjutnya, peserta tes diminta menyetujui informed consent sebelum darah mulai diambil. Seseorang yang telah diberi konseling bisa saja membatalkan tes. Biasanya yang dipertanyakan oleh peserta tes adalah masalah kerahasiaan.

2. Cek Darah
Usai dikonseling dan peserta menyetujui melanjutkan tes, maka proses berikutnya yaitu pemeriksaan darah. Klien diambil darahnya menggunakan jarum sekali pakai di klinik VCT tersebut. Pemeriksaan yang diterapkan umumnya berupa tes cepat yang sudah bisa keluar hasilnya 20-30 menit pasca sampel darah diambil.

3. Pasca-Tes (Akhir)
Proses terakhir yaitu pembahasan hasil cek darah bersama petugas konselor di klinik VCT. Pada post test ini, konselor akan membuka hasil cek darah langsung di depan peserta tes. Hasil pemeriksaan tersebut hanya diberikan kepada klien, dan tidak akan diberi pada pihak lain tanpa adanya persetujuan dari peserta tes.

Konselor membahas tindak lanjut seperti apa yang dapat dilakukan mengacu pada hasil test baik itu negatif ataupu positif. Bila hasil tes menunjukkan negatif, dapat dilakukan test ulang (3 atau 6 bulan berikutnya) demi memastikan keamanan peserta dari masa window periode HIV. Jika hasilnya positif, peserta pun mendapatkan pemeriksaan berikutnya misalnya tes CD4 dengan terapi pengobatan ARV (antiretroviral).

Bagaimana? Sederhana sekali bukan? Anda pada intinya hanya perlu mengikuti arahan konselor dan melakukan tes darah. Setelah hasilnya keluar, barulah Anda bisa membahas tindakan apa berikutnya yang dapat dilakukan untuk kondisi Anda.

Leave a Reply